Tak Berkategori

BI-TECH Menjadi Wadah Bagi Para Inovator

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja dan mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Pada tahun 2012, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit, dimana UMKM sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99% dan 4.968 unit atau 0,01% adalah usaha besar. Perkembangan UMKM sektor ekonomi bidang penyediaan jasa-jasa memiliki perkembangan yang cukup baik, namum masih berada jauh di bawah jenis klasifikasi bidang UMKM sektor ekonomi lainnya. Statistik yang dihimpun oleh Bank Indonesia menghasilkan data UMKM sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha jasa-jasa sebesar 4,52% per tahun 2011, yang merupakan peringkat ke 5 dari 10 UMKM sektor ekonomi bidang lainnnya.

Melihat statistik perkembangan UMKM sektor ekonomi di bidang penyediaan jasa-jasa yang masih di bawah bidang lainnya, hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor kendala dalam perkembangan UMKM diantaranya adalah faktor eksternal pemanfaatan infrastruktur teknologi yaitu terbatasnya sarana, prasarana usaha dan pemanfaatan terutama yang berhubungan dengan bidang teknologi dan faktor eksternal akses yaitu kendala terhadap akses bidang teknologi, mengakibatkan daya saing lebih rendah dari usaha besar bidang jasa lainnya. Terbatasnya pemanfaatan infrastruktur dan akses bidang teknologi dapat menghambat tersebarnya informasi UMKM terkait lokasi dan informasi usaha kepada masyarakat luas, yang berdampak pada perkembangan UMKM pada sektor ekonomi bidang jasa-jasa.

Berdasarkan kendala bisnis perkembangan UMKM pada faktor eksternal khususnya pemanfaatan infrastruktur dan akses terhadap teknologi untuk penyebaran informasi usaha dan lokasi jasa, maka diperlukan aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat luas untuk mengakses informasi tentang usaha dan lokasi UMKM sektor ekonomi di bidang jasa-jasa. Penelitian ini di antaranya melakukan analisis business Intelligence dan akan membangun Aplikasi perangkat mobile bersistem operasi Android. Pemilihan teknologi berbasis mobile dikarenakan kebutuhan keakuratan lokasi pengguna menggunakan Global Positioning System (GPS) pada mobile apps lebih akurat dibandingkan teknologi web, sedangkan pemilihan sistem operasi Android berdasarkan statistik mobile market share untuk sistem operasi Android di Indonesia pada bulan Maret 2018 mencapai 91%, yang artinya kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan sistem operasi Android. Aplikasi ini memerlukan jaringan internet untuk mengakses data, menggunakan bahasa pemrograman Java, Google Maps Application Program Interface (Google Maps API) sebagai basis teknologi layer peta, Location Based Services (LBS) untuk menentukan lokasi, dan penerapan formula Spherical Law of Cosines untuk mencari informasi UMKM sektor ekonomi bidang jasa-jasa yang terdekat berdasarkan lokasi.

Penelitian dengan topik sejenis sejatinya telah dikembangkan diantaranya adalah E-UMKM: Aplikasi Pemasaran Produk UMKM Berbasis Android Sebagai Strategi Meningkatkan Perekonomian Indonesia, Aplikasi Mobile Commerce Berbasis Open Source Untuk Mendukung Promosi Dan Penjualan Produk UMKM, dan Implementasi Aplikasi Pendaftaran dan Sosialisasi UMKM Berbasis Android. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki perbedaan yaitu pemanfaatan teknologi Google Maps API, LBS, dan formula Spherical Law of Cosines dimana teknologi tersebut merupakan teknologi baru yang bermanfaat untuk diterapkan pada aplikasi UMKM berbasis mobile Android. Dengan dibangunnya aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan UMKM sektor ekonomi khususnya di bidang jasa-jasa, sehingga tidak kalah dengan perusahaan atau grup bisnis penyedia jasa-jasa skala besar.

Bogor Intelligent Technopark (BI-TECH) menjadi wadah bagi Innovator khususnya di Bogor untuk mengembangkan hasil karya produk inovatif berbasis Artificial Intelligence yang mampu mendorong sektor industri kreatif.

Tak Berkategori

Pentingnya Inovasi Bagi Perguruan Tinggi

Belakangan ini, perubahan banyak dibangun dari dalam kampus. Hal ini sudah dibuktikan oleh sejarah panjang Bangsa Indonesia. Kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki banyak potensi untuk melakukan gerakan perubahan karena kampus merupakan pusat inovasi.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, pastinya kampus memiliki modal cukup besar untuk menciptakan dan membangun inovasi. Inovasi sangat dibutuhkan, untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Keberadaannya sebagai pusat inovasi, tentunya menuntut lembaga perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta untuk bergerak menyesuaikan kebutuhan jaman.

Bogor Intelligent Technopark (BI-TECH) Universitas Ibn Khaldun tidak ingin ketinggalan untuk turut menghidupkan inovasi bagi insan perguruan tinggi melalui tiga program: (1) Memainkan Triple Helix dgn UIKA sebagai Center of Excellent yang dapat menggerakkan KUKM/Dunia Usaha dan Fasilitasi Pemerintah; (2) Membentuk divisi Business Intelligent Solution/Service untuk penguatan dan perbaikan produk, layanan, manajemen, dan pemasaran; (3) Memainkan tiga peran Technopark, yaitu Research and Development, mendorong terbentuknya Product Startup, dan Kolaborasi dengan dunia usaha.

Project Pertama Bi-Tech adalah komersialisasi Produk UKM berupa handycraft dan kerajinan logam yang bekerjasama dengan Business Development Center (BDC) Tegar Beriman Pemerintah Kabupaten Bogor.

Selain program inovasi bagi para dosen UIKA, berbagai lompatan juga telah dilakukan untuk mendukung daya inovasi dan kreativitas para mahasiswa. Salah satunya dengan memberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan terhadap ilmu yang diperolehnya.

Add your widget here